
NEWMEDAN.COM — Proyek revitalisasi Stadion Teladan Medan, yang digadang-gadang menjadi salah satu ikon olahraga Sumatra Utara, hingga kini belum juga rampung. Padahal, proyek tersebut ditargetkan selesai pada April 2025. Keterlambatan ini membuat klub kebanggaan warga Medan, PSMS Medan, belum bisa kembali menggunakan stadion yang sarat sejarah tersebut untuk laga kandang mereka.
Stadion Teladan, yang berdiri sejak 1953, merupakan simbol kebanggaan olahraga Kota Medan. Proyek revitalisasi ini dimulai dengan harapan menjadikan stadion tersebut berstandar nasional dan bahkan internasional, lengkap dengan fasilitas modern. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain.
Wakil Wali Kota Medan, H. Aulia Rachman Zakiyuddin, angkat bicara terkait mandeknya penyelesaian proyek tersebut. Ia menyebut bahwa hambatan utama berasal dari belum cairnya dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Stadion Teladan tinggal dari APBN. Yang dikerjakan pakai APBD Kota Medan sudah selesai,” ujarnya kepada wartawan usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Medan pada Senin, 30 Juni 2025.
Menurut Aulia, Pemko Medan sebenarnya telah menyelesaikan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka melalui anggaran daerah. Beberapa fasilitas pendukung seperti akses jalan, drainase, dan penerangan telah rampung menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun, bagian utama dari revitalisasi yang didanai oleh pemerintah pusat masih terganjal.
Keterlambatan ini tentu berdampak langsung pada PSMS Medan. Klub legendaris yang memiliki basis suporter fanatik tersebut terpaksa terus menjalani laga kandang di stadion alternatif yang tidak merepresentasikan identitas klub secara emosional maupun historis. Hal ini juga memengaruhi performa tim serta dukungan dari para suporter.
Penggemar PSMS yang tergabung dalam berbagai kelompok suporter menyuarakan kekecewaannya di media sosial. Mereka mendesak pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk segera menyelesaikan proyek tersebut. “Kami rindu menyanyikan yel-yel PSMS di Stadion Teladan. Ini bukan sekadar bangunan, tapi rumah bagi kami,” tulis seorang suporter di platform X.
Pemerintah Kota Medan pun menyatakan akan terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah pusat guna mempercepat pencairan dana APBN yang telah dijanjikan. Aulia menekankan bahwa pihaknya tidak tinggal diam dan terus mengawal proses administrasi agar percepatan pembangunan bisa segera dilakukan.
Beberapa pengamat olahraga dan pembangunan infrastruktur daerah menilai bahwa keterlambatan ini mencerminkan persoalan klasik dalam pelaksanaan proyek pemerintah, yakni ketidaksinkronan antara pemerintah pusat dan daerah dalam alokasi dan realisasi anggaran. Padahal, revitalisasi fasilitas olahraga seperti Stadion Teladan merupakan bagian dari upaya menciptakan ruang publik yang representatif bagi masyarakat.
Kondisi stadion saat ini masih belum memungkinkan untuk digunakan. Beberapa tribun masih dalam tahap perbaikan, rumput lapangan belum layak untuk pertandingan profesional, dan sejumlah fasilitas pendukung seperti ruang ganti, sistem pencahayaan, serta kursi penonton belum sepenuhnya terpasang.
Dari laporan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Medan, hingga akhir Juni 2025, progres pekerjaan yang bersumber dari APBN baru mencapai 58 persen. Jika tidak ada percepatan, dikhawatirkan stadion tidak akan siap untuk kompetisi musim 2025–2026. Hal ini menjadi perhatian serius karena dapat menghambat kemajuan PSMS dan program pembinaan olahraga di Medan.
Sementara itu, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dikabarkan tengah melakukan evaluasi ulang terhadap penyaluran dana revitalisasi infrastruktur olahraga di seluruh Indonesia, termasuk Stadion Teladan. Evaluasi ini dilakukan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana negara, namun di sisi lain justru memperlambat proses yang sudah berjalan.
Tokoh olahraga Sumatra Utara, termasuk mantan pemain PSMS, turut menyayangkan keterlambatan tersebut. Mereka menilai revitalisasi Stadion Teladan adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah olahraga di kota ini dan bisa menjadi stimulus bagi munculnya atlet-atlet muda berbakat di masa depan.
Masyarakat Medan berharap agar seluruh pihak yang terlibat dapat bekerja lebih cepat dan saling bersinergi menyelesaikan proyek ini. Keterbukaan informasi dan akuntabilitas dalam proses penganggaran serta pengerjaan juga diharapkan menjadi prioritas agar tidak terjadi penyelewengan yang berujung pada mangkraknya proyek.
Jika proyek ini dapat dirampungkan dalam waktu dekat, Stadion Teladan bukan hanya akan kembali menjadi markas PSMS, tetapi juga pusat kegiatan olahraga dan kebudayaan masyarakat Medan. Keberhasilan revitalisasi ini akan menjadi simbol kemajuan dan semangat sportivitas di tengah tantangan pembangunan daerah.