
NEWMEDAN.COM – Fenomena pencurian barang-barang berbahan besi kembali menghantui warga Kota Medan. Aksi ini semakin meresahkan lantaran tidak hanya menargetkan fasilitas umum, tetapi juga barang pribadi milik warga.
Salah satu kasus terbaru dialami seorang warga yang mendapati pipa AC di rumahnya raib digondol maling. Padahal, unit pendingin ruangan itu masih menempel utuh di dinding rumah.
Kejadian ini terekam dalam sebuah video dan diunggah ke media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat jelas pipa besi penghubung AC sudah tidak ada lagi.
Video itu dengan cepat menyebar luas dan memicu beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menyayangkan semakin nekatnya para pelaku pencurian logam di Kota Medan.
Masyarakat bahkan memberi julukan khusus kepada kelompok pencuri barang logam ini dengan sebutan “rayap besi”. Julukan itu menggambarkan cara kerja mereka yang perlahan tapi pasti menggerogoti barang-barang berbahan logam.
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, beberapa kasus pencurian besi juga dilaporkan menimpa fasilitas umum seperti pagar, penutup saluran drainase, hingga besi jembatan.
Kondisi ini jelas merugikan masyarakat. Selain menimbulkan kerugian material, aksi para pencuri juga dapat mengganggu kenyamanan bahkan membahayakan keselamatan publik.
Warga berharap pihak kepolisian segera turun tangan dengan melakukan patroli intensif, khususnya di daerah-daerah rawan terjadinya pencurian logam.
Menurut warga sekitar, aksi pencurian sering dilakukan pada malam hari ketika situasi sepi. Para pelaku biasanya beraksi cepat agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Diduga, barang-barang hasil curian kemudian dijual ke pengepul besi tua dengan harga murah. Pola inilah yang dinilai membuat pencurian barang berbahan besi terus berulang.
Pemerhati sosial di Medan menilai bahwa fenomena “rayap besi” ini tidak lepas dari faktor ekonomi. Namun, tindakan kriminal tetap tidak bisa dibenarkan dan harus ditindak tegas.
Ia menambahkan, jika dibiarkan, aksi semacam ini bisa meluas dan menimbulkan kerugian besar baik bagi pemerintah maupun masyarakat.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama semua pihak. Masyarakat diharapkan lebih waspada, sementara aparat penegak hukum diminta bertindak lebih cepat dalam menangani laporan yang masuk.
Selain itu, pemerintah kota juga didorong untuk memperketat regulasi penjualan besi bekas. Dengan begitu, pengepul tidak sembarangan menerima barang tanpa asal-usul yang jelas.
Kasus pipa AC yang dicuri ini menjadi pengingat bahwa kejahatan bisa terjadi di mana saja. Warga Medan pun sepakat bahwa fenomena “rayap besi” harus segera diberantas agar tidak semakin merajalela.
