
Newmedan.com –– Sehari sebelum wafatnya, Paus Fransiskus memberikan pesan yang menyentuh hati dan menggugah dunia. Meskipun dalam kondisi kesehatan yang semakin melemah, beliau tetap hadir secara singkat di balkon Basilika Santo Petrus pada Minggu (20/4/2025), dalam perayaan Misa Minggu Paskah yang dipadati ribuan umat dari berbagai penjuru dunia.
Kehadiran Paus di balkon Basilika menjadi momen yang sangat emosional bagi umat Katolik. Banyak yang tak kuasa menahan air mata menyaksikan pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut tetap menunjukkan dedikasinya di tengah kondisi fisik yang semakin rapuh. Didampingi oleh para ajudannya, Paus menyampaikan pesan Paskah melalui perwakilan, yang dibacakan di hadapan umat dan disiarkan secara global.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus kembali menegaskan pentingnya perdamaian di dunia, terutama di wilayah yang masih dilanda konflik. Salah satu sorotan utama dalam pesan tersebut adalah penderitaan rakyat di Gaza. Paus menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
“Saya memikirkan rakyat Gaza, dan khususnya masyarakat Kristennya, di mana konflik mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan,” demikian kutipan pesan Paus yang dibacakan oleh ajudannya. Kata-kata ini menggema di Lapangan Santo Petrus, membawa suasana haru dan keheningan mendalam.
Paus Fransiskus secara konsisten menjadi suara bagi perdamaian di tengah ketegangan global. Dalam pesan terakhirnya, beliau juga menekankan pentingnya menghargai kebebasan beragama dan memperkuat toleransi antarumat beragama sebagai landasan membangun dunia yang lebih damai dan adil.
Tak hanya Gaza, Paus juga menyinggung wilayah-wilayah lain yang masih dilanda konflik dan ketidakadilan. Ia menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan politik dan ekonomi. “Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai, bukan pembuat perpecahan,” ucapnya melalui pesan tersebut.
Isu kebebasan beragama mendapat porsi khusus dalam pesan Paskah kali ini. Paus mengingatkan bahwa tidak ada perdamaian sejati tanpa adanya penghormatan terhadap keyakinan dan hak asasi setiap manusia. Ia juga menyampaikan dukungan terhadap umat-umat minoritas yang kerap menjadi sasaran diskriminasi dan kekerasan di berbagai belahan dunia.
Meski hanya berbicara singkat, pesan Paus terasa kuat dan menggugah banyak pihak. Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan apresiasi atas keteguhan hati dan semangat Paus Fransiskus yang tetap menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan di saat-saat terakhir hidupnya. Di media sosial, pesan tersebut menjadi viral dan dibagikan jutaan kali, menjadi pengingat bagi umat manusia tentang pentingnya cinta kasih dan pengampunan.
Perayaan Misa Paskah yang biasanya penuh sukacita, kali ini diselimuti suasana duka yang mendalam. Banyak umat yang menyadari bahwa ini mungkin menjadi penampilan publik terakhir Paus Fransiskus. Dan benar saja, keesokan harinya, dunia dikejutkan oleh kabar duka wafatnya beliau, pemimpin yang telah memberikan banyak kontribusi dalam upaya menciptakan perdamaian global.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh yang sederhana namun memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kemanusiaan. Ia tak segan turun langsung ke wilayah-wilayah konflik, mengunjungi para pengungsi, dan membuka dialog antaragama. Kepemimpinannya dianggap sebagai babak penting dalam sejarah Gereja Katolik yang lebih terbuka dan merangkul semua golongan.
Kematian Paus Fransiskus menandai berakhirnya satu era penting dalam kepausan modern. Namun, warisan pesan-pesannya tetap hidup dalam hati jutaan umat di seluruh dunia. Dalam pesannya yang terakhir, beliau tidak hanya berbicara kepada umat Katolik, tetapi kepada seluruh umat manusia.
Kini, dunia mengenang Paus Fransiskus sebagai gembala yang tidak pernah lelah menyuarakan kebenaran dan cinta kasih. Pesan terakhirnya pada Minggu Paskah menjadi penutup yang indah atas hidupnya yang penuh pengabdian. Ia meninggalkan panggung dunia dengan pesan damai yang akan terus dikenang sepanjang masa.
Umat Katolik dan berbagai komunitas lintas agama di seluruh dunia mengadakan misa dan doa bersama untuk mengenang jasa-jasa Paus Fransiskus. Banyak yang berharap bahwa pesan terakhirnya dapat menjadi titik balik dalam upaya menciptakan dunia yang lebih damai dan bersatu.
Paus mungkin telah tiada secara fisik, namun nilai-nilai yang ia ajarkan dan perjuangkan tetap menjadi cahaya penuntun bagi umat manusia. Dunia kini berduka, tetapi juga bersyukur atas warisan moral dan spiritual yang ditinggalkan oleh seorang pemimpin besar bernama Paus Fransiskus.