
NEWMEDAN.COM – KUALANAMU., Tim gabungan dari Penjinak Bom (Jibom) Polda Sumatera Utara, Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Kodam I Bukit Barisan, serta otoritas Bandara Internasional Kualanamu menyelesaikan proses pemeriksaan terhadap barang bawaan 442 jemaah haji yang sebelumnya melakukan pendaratan darurat.
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan berlangsung selama belasan jam. Kurang lebih 2.000 barang milik jemaah diperiksa satu per satu oleh petugas. Langkah ini diambil sebagai prosedur standar keamanan menyusul pendaratan darurat pesawat yang mengangkut jemaah tersebut.
Pesawat yang mengangkut para jemaah merupakan armada milik Saudia Airlines dengan rute Jeddah–Soekarno Hatta. Dalam perjalanan, pilot memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu karena adanya indikasi teknis yang belum diungkapkan secara resmi ke publik.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menyampaikan bahwa seluruh proses pemeriksaan berjalan lancar tanpa kendala berarti. “Tim gabungan telah bekerja maksimal. Setelah pemeriksaan menyeluruh, kami menyatakan tidak ditemukan bom maupun bahan peledak dalam koper atau barang bawaan jemaah,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (18/6/2025).
Selain memeriksa barang pribadi jemaah, petugas juga melakukan pengecekan terhadap seluruh bagian pesawat. Pemeriksaan dilakukan mulai dari kabin penumpang, ruang kargo, hingga kompartemen kru, guna memastikan bahwa pesawat benar-benar bebas dari ancaman bahan peledak.
Kombes Ferry menegaskan bahwa pesawat Saudia Airlines telah dinyatakan aman. “Saat ini, baik pesawat, penumpang, maupun kargonya sudah dinyatakan clear dari ancaman bom. Kami pastikan tidak ada potensi gangguan keamanan,” ucapnya.
Pihak otoritas bandara juga turut mengapresiasi kerja sama antara tim Jibom, Jihandak, dan personel bandara dalam penanganan kejadian ini. Koordinasi yang cepat antara lintas institusi menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan situasi darurat tersebut.
Selama pemeriksaan, jemaah haji diminta untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi petugas. Beberapa jemaah mengaku terkejut dengan insiden pendaratan darurat, namun tetap kooperatif dalam proses pemeriksaan yang berlangsung.
Salah seorang jemaah, H. Nasrul (63), asal Medan, menyampaikan rasa syukurnya karena seluruh proses berlangsung aman. “Kami semua sempat panik saat pesawat mendarat darurat. Tapi alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa. Petugas juga ramah dan profesional saat memeriksa barang-barang kami,” katanya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dalam dunia penerbangan, khususnya saat membawa rombongan besar seperti jemaah haji. Pihak bandara menegaskan bahwa seluruh SOP (Standar Operasional Prosedur) telah dijalankan sesuai ketentuan internasional.
Proses evakuasi penumpang dan pengamanan pesawat juga dilakukan dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan jemaah. Otoritas bandara menyediakan tempat istirahat sementara bagi para jemaah selama menunggu proses pemeriksaan selesai.
Kementerian Perhubungan juga turut memantau langsung perkembangan situasi. Dalam pernyataannya, Kemenhub menyampaikan bahwa insiden ini tidak berdampak pada jadwal penerbangan lainnya di Bandara Kualanamu.
Sementara itu, pihak Saudia Airlines juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi. Mereka berjanji akan terus bekerja sama dengan pihak Indonesia untuk memastikan keselamatan penerbangan.
Meski tidak ditemukan ancaman, kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak yang terlibat, termasuk operator penerbangan, otoritas keamanan bandara, dan aparat penegak hukum. Evaluasi bertujuan agar penanganan insiden serupa di masa depan bisa lebih cepat dan efisien.
Dengan berakhirnya pemeriksaan dan penegasan bahwa tidak ada ancaman bom, jemaah haji yang terdampak dijadwalkan akan segera melanjutkan perjalanan mereka menuju Jakarta. Pihak bandara dan maskapai telah menyiapkan penerbangan lanjutan setelah semua proses keselamatan dipenuhi sepenuhnya.