
Newmedan.com – wilayah Pantai Selatan Aceh Barat Daya diguncang gempa bumi tektonik dengan magnitudo 6,2. Kejadian ini terjadi pada pukul 15.57 WIB dan sempat mengagetkan warga di sejumlah daerah, termasuk Kota Medan yang turut merasakan getarannya. Gempa ini menimbulkan kepanikan meski hingga saat ini belum dilaporkan adanya kerusakan besar atau korban jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pusat gempa berada di laut, sekitar 36 kilometer barat daya Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, dengan kedalaman 23 kilometer. Meski tergolong dangkal, gempa ini cukup kuat untuk dirasakan di wilayah yang cukup jauh dari pusat gempa, termasuk Sumatera Utara.
BMKG juga menegaskan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun demikian, masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai gempa lanjutan yang signifikan, namun kewaspadaan tetap dianjurkan.
Di Kota Medan, getaran gempa membuat banyak warga berhamburan keluar rumah dan gedung. Salah satu warga, Faradilla, menceritakan bahwa ia merasakan guncangan cukup kuat hingga tempat tidurnya bergoyang. “Kuat kali getarannya, lama kali. Saya heran juga, kok tempat tidur bergoyang, ternyata gempa,” ujarnya saat diwawancarai.
Faradilla mengaku langsung keluar rumah bersama anggota keluarganya demi menghindari kemungkinan terburuk. Ia mengatakan ini adalah salah satu guncangan terkuat yang pernah ia rasakan selama tinggal di Medan. Ia juga berharap agar tidak terjadi gempa susulan dengan intensitas yang lebih besar.
Hal serupa juga dirasakan oleh penghuni gedung-gedung tinggi di pusat Kota Medan. Banyak dari mereka memilih turun menggunakan tangga darurat karena khawatir akan gempa lanjutan. Beberapa pusat perbelanjaan dan perkantoran sempat menghentikan aktivitas untuk memastikan keamanan bangunan.
Di wilayah yang lebih dekat dengan pusat gempa seperti Blangpidie dan Tapaktuan, guncangan terasa lebih keras. Warga di sepanjang pesisir pantai sempat menjauhi garis pantai karena khawatir akan potensi tsunami, meskipun kemudian BMKG mengonfirmasi bahwa tidak ada ancaman tersebut.
Pemerintah daerah di Aceh Barat Daya langsung bergerak cepat melakukan pendataan dan memeriksa kemungkinan adanya kerusakan infrastruktur seperti rumah, sekolah, rumah ibadah, dan fasilitas umum lainnya. Hingga kini belum ditemukan laporan kerusakan besar, namun beberapa rumah dilaporkan mengalami retakan.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Aceh juga telah dikerahkan ke titik-titik rawan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan memastikan tidak ada warga yang terdampak parah. Mereka juga menyiapkan tempat pengungsian sementara jika situasi mendesak.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Wilayah Sumatera bagian barat memang dikenal sebagai zona rawan gempa karena berada di jalur pertemuan dua lempeng besar.
“Gempa yang terjadi sore ini adalah jenis gempa tektonik dangkal yang sering terjadi di zona megathrust barat Sumatera. Ini adalah bagian dari dinamika alam yang harus terus kita waspadai,” ujar Daryono dalam konferensi pers daring.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing informasi yang tidak benar atau hoaks terkait gempa. Masyarakat diminta hanya mengakses informasi dari sumber resmi seperti BMKG atau instansi pemerintah terkait.
Di media sosial, berita tentang gempa ini dengan cepat menjadi viral. Banyak netizen membagikan pengalaman mereka saat merasakan guncangan, terutama dari wilayah Medan, Binjai, dan sekitarnya. Warganet juga mengingatkan satu sama lain untuk selalu siap menghadapi bencana alam.
Sebagai langkah antisipasi ke depan, pemerintah daerah bersama instansi terkait akan meningkatkan sosialisasi tentang mitigasi bencana kepada masyarakat. Edukasi tentang cara bertindak saat terjadi gempa, serta pentingnya memiliki rencana evakuasi keluarga, menjadi poin penting yang harus terus disuarakan.
Gempa ini menjadi pengingat bahwa Indonesia, sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, selalu berada dalam ancaman bencana alam. Namun dengan kesiapan dan kesadaran kolektif, dampak dari peristiwa seperti ini dapat diminimalkan demi keselamatan bersama.