
NEWMEDAN.COM Deli Serdang — Sebuah kecelakaan tragis mengguncang warga Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Empat remaja yang berboncengan di atas satu unit sepeda motor menabrak tembok di pinggir jalan, menyebabkan dua di antaranya meninggal dunia di tempat. Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan lalu lintas yang melibatkan remaja dan pengendara di bawah umur.
Insiden tersebut terjadi pada Selasa malam, 20 Mei 2025, tepatnya di Simpang Bakti I-Perbatasan, Dusun Bakti II. Menurut keterangan dari Kasat Lantas Polresta Deli Serdang, AKP Johan Kurniawan, keempat remaja yang terdiri dari Amriansyah (13), Ebenezel (14), Andrico (16), dan Rizky Fadillah (13) mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya kehilangan kendali dan menabrak tembok yang berada di sisi jalan.
“Dua korban atas nama Amriansyah dan Ebenezel meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara dua lainnya mengalami luka ringan,” ujar AKP Johan Kurniawan dalam keterangannya kepada media, Rabu (21/5/2025). Keempat korban langsung dievakuasi oleh warga sekitar dan petugas yang datang ke lokasi kejadian.
Kecelakaan ini disebut sebagai kecelakaan tunggal yang disebabkan oleh kelalaian pengendara. Sepeda motor yang digunakan sama sekali tidak layak untuk dikendarai oleh empat orang sekaligus, terlebih seluruh korban masih berusia di bawah umur dan tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM). Kondisi kendaraan juga dikabarkan mengalami kerusakan cukup parah akibat benturan keras dengan tembok.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyimpulkan bahwa kecelakaan terjadi karena kecepatan tinggi yang tidak terkendali, ditambah dengan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas kendaraan. Pengendara, yang diketahui adalah Andrico (16), diduga tidak mampu mengendalikan laju motor saat menikung, hingga akhirnya menabrak tembok.
Warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut mengaku terkejut dan prihatin. “Kami dengar suara benturan keras, lalu keluar rumah dan melihat ada empat anak tergeletak. Dua di antaranya sudah tidak bergerak,” ungkap seorang warga yang berada tidak jauh dari lokasi.
Jenazah kedua korban yang meninggal dunia langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan visum. Sementara dua korban lainnya mendapat perawatan atas luka ringan yang mereka alami. Keluarga para korban tampak sangat terpukul atas kejadian ini. Suasana duka menyelimuti rumah duka sejak malam hari.
Peristiwa ini kembali menyoroti lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka, khususnya terkait penggunaan kendaraan bermotor. Keempat korban diketahui masih duduk di bangku sekolah dan belum memiliki usia yang cukup untuk berkendara. Tidak hanya melanggar hukum, tindakan ini juga membahayakan keselamatan mereka sendiri.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua, agar lebih waspada dan tidak membiarkan anak-anak mereka mengendarai kendaraan sebelum cukup usia dan memenuhi persyaratan hukum. “Kecelakaan ini bisa dicegah jika orang tua lebih ketat dalam mengawasi anak-anaknya,” tegas AKP Johan.
Selain itu, pihak sekolah juga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada siswa mengenai pentingnya keselamatan berkendara dan bahaya dari berkendara tanpa izin. Kegiatan penyuluhan lalu lintas dinilai penting dilakukan secara berkala untuk menanamkan kesadaran sejak dini.
Banyak pihak menilai bahwa perilaku berkendara ugal-ugalan yang dilakukan oleh remaja kerap kali dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan dan minimnya edukasi tentang keselamatan di jalan raya. Tanpa bimbingan yang tepat, remaja kerap kali terjebak dalam perilaku yang berisiko tinggi.
Kecelakaan ini menjadi pelajaran pahit, bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat luas. Tragedi yang melibatkan nyawa anak-anak seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas dan tanggung jawab bersama untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan dapat memperketat pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas, termasuk yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Penertiban terhadap penggunaan kendaraan oleh pelajar harus dilakukan secara serius.
Tragedi di Deli Serdang ini menjadi bukti bahwa keselamatan di jalan raya tidak bisa dianggap sepele. Pengawasan orang tua, peran aktif sekolah, serta kesadaran dari para remaja itu sendiri menjadi kunci utama dalam mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang.