
Newmedan.com – Kondisi jalan rusak parah di Dusun II, Desa Sunggal Kanan, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, memicu aksi protes kreatif dari warga setempat. Pada Jumat (4/4/2025), warga menanam pohon pisang tepat di tengah lubang besar yang telah lama mengganggu aktivitas mereka.
Jalan Setia Makmur yang menjadi jalur utama warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sudah lama dibiarkan rusak. Lubang-lubang besar dan genangan air kerap membuat kendaraan tergelincir, bahkan beberapa kali menyebabkan kecelakaan ringan.
Alih-alih melakukan unjuk rasa konvensional, warga memilih menyampaikan aspirasi mereka melalui cara yang unik dan damai. Penanaman pohon pisang ini dianggap sebagai simbol keputusasaan dan sindiran terhadap pihak berwenang yang terkesan abai.
“Sudah bertahun-tahun kami mengeluh, tapi tidak pernah ada tanggapan. Mungkin dengan menanam pisang di tengah jalan, pemerintah akan sadar kalau jalan ini sudah seperti kebun,” kata Wawan, salah satu warga yang terlibat dalam aksi tersebut.
Aksi ini sontak menarik perhatian para pengguna jalan dan masyarakat sekitar. Banyak pengendara yang berhenti untuk mengambil foto, bahkan membagikannya ke media sosial. Dalam waktu singkat, gambar jalan berlubang dengan pohon pisang menjadi viral di platform-platform digital.
Warga mengaku sudah berulang kali melaporkan kondisi jalan ke pemerintah desa dan dinas terkait, namun hingga kini belum ada langkah konkret yang dilakukan. Padahal, jalan tersebut merupakan akses vital bagi perekonomian dan pendidikan masyarakat setempat.
“Kami bukan hanya butuh janji. Kami butuh tindakan nyata. Anak-anak sekolah juga melewati jalan ini setiap hari. Kalau terus dibiarkan, bisa bahaya,” ujar Yuni, ibu rumah tangga yang juga terdampak.
Kondisi jalan yang rusak parah tak hanya menyulitkan warga, tapi juga berdampak pada ekonomi lokal. Banyak pedagang yang mengeluh karena pengiriman barang menjadi terhambat dan kendaraan sering mengalami kerusakan.
Pemerintah Desa Sunggal Kanan membenarkan bahwa pihaknya telah mengajukan proposal perbaikan ke instansi terkait. Namun, keterbatasan anggaran dan panjangnya prosedur pengajuan dianggap sebagai penyebab lambannya respon dari pemerintah daerah.
“Kami sudah sampaikan ke dinas PU dan juga ikut Musrenbang tiap tahun. Tapi sampai sekarang belum masuk prioritas. Kami harap setelah aksi ini ada perhatian lebih,” ujar Kepala Desa Sunggal Kanan, Ridwan Simanjuntak.
Menanggapi viralnya aksi warga, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deliserdang menyatakan akan segera menurunkan tim untuk melakukan survei lapangan. Pihaknya mengaku belum menerima laporan terbaru, namun akan menindaklanjuti dengan serius.
“Kami apresiasi partisipasi masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya. Segera kami turunkan tim ke lapangan untuk mengecek langsung kondisi jalan tersebut,” ujar Kepala Dinas PU Deliserdang, Bambang Harahap.
Sosiolog dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Rini Hutagalung, menilai aksi penanaman pohon pisang ini sebagai bentuk protes sosial yang kreatif dan damai. Menurutnya, fenomena ini merupakan cerminan dari lemahnya komunikasi antara warga dan pemangku kebijakan.
“Ini cara masyarakat menunjukkan suara mereka secara simbolik. Pemerintah seharusnya tidak hanya menanggapi saat viral, tetapi membangun sistem yang responsif terhadap kebutuhan warga,” ujarnya.
Kini warga berharap aksi simbolik ini dapat menjadi titik balik perbaikan infrastruktur di wilayah mereka. Mereka meminta agar jalan segera diperbaiki, bukan hanya ditambal sementara, tetapi dengan solusi jangka panjang yang kokoh dan aman.
Dengan sorotan publik yang luas, masyarakat Dusun II berharap pemerintah tidak lagi menutup mata atas kondisi jalan yang rusak parah. “Kami tidak ingin menanam pohon pisang kedua kali,” ucap Wawan sambil tersenyum, penuh harap.