
Newmedan.com – Aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa di Kota Pematangsiantar pada Kamis (27/3/2025) sore berujung ricuh. Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah seorang anggota DPRD Kota Pematangsiantar, Robin Manurung, terekam kamera diduga ikut memukul seorang mahasiswa yang tengah diamankan oleh anggota Satpol PP.
Demo tersebut digelar sebagai bentuk penolakan terhadap revisi Undang-Undang TNI, yang dianggap mengancam kebebasan sipil dan memperluas peran militer dalam kehidupan bernegara. Mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka di depan kantor pemerintahan setempat.
Situasi mulai memanas ketika aparat mencoba membubarkan massa yang dianggap mengganggu ketertiban. Beberapa mahasiswa yang bertahan di lokasi akhirnya dibawa oleh Satpol PP, tetapi di tengah proses tersebut, terjadi insiden yang mengejutkan.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan Robin Manurung, yang merupakan anggota legislatif, ikut terlibat dalam aksi kekerasan dengan memukul seorang mahasiswa yang sedang digiring oleh petugas Satpol PP.
Video ini pun langsung menuai reaksi keras dari berbagai pihak, terutama kelompok aktivis dan mahasiswa. Banyak yang mengecam tindakan tersebut, menganggapnya sebagai bentuk represif terhadap kebebasan berpendapat.
Salah seorang mahasiswa yang menjadi saksi di lokasi menyatakan bahwa tindakan pemukulan tersebut terjadi di tengah kepanikan massa. “Kami sedang menyampaikan aspirasi kami, tetapi tiba-tiba aparat membubarkan dengan cara kasar. Kami tidak menyangka ada seorang wakil rakyat yang justru ikut melakukan kekerasan terhadap mahasiswa,” ujarnya.
Sejumlah organisasi mahasiswa dan aktivis hak asasi manusia langsung menuntut pertanggungjawaban dari Robin Manurung atas tindakannya. Mereka mendesak agar aparat penegak hukum segera menyelidiki kejadian ini dan memberikan sanksi yang tegas.
“Kami mengecam segala bentuk kekerasan, apalagi yang dilakukan oleh pejabat publik. Seharusnya mereka menjadi contoh dalam menjaga demokrasi, bukan justru menambah represi terhadap mahasiswa,” kata perwakilan salah satu organisasi mahasiswa di Pematangsiantar.
Sementara itu, Robin Manurung belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa dirinya berdalih hanya berusaha melindungi anggota Satpol PP dari provokasi mahasiswa.
Namun, alasan tersebut tidak meredakan kecaman publik. Banyak pihak menilai bahwa sebagai wakil rakyat, Robin seharusnya bersikap lebih bijak dan tidak terlibat dalam tindakan yang mencederai demokrasi.
Kejadian ini semakin memperkeruh hubungan antara mahasiswa dan pemerintah daerah. Para mahasiswa berencana untuk mengajukan laporan resmi terkait dugaan tindak kekerasan ini dan menuntut agar DPRD Kota Pematangsiantar segera mengambil sikap terhadap anggotanya yang diduga terlibat.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan akan mendalami kasus ini dan memastikan apakah benar terjadi pelanggaran hukum dalam insiden pemukulan tersebut. Jika terbukti bersalah, Robin Manurung bisa saja menghadapi konsekuensi hukum.
Insiden ini kembali menjadi peringatan bagi pejabat publik agar lebih berhati-hati dalam bersikap di tengah aksi demonstrasi. Kekerasan terhadap massa aksi, terutama mahasiswa, dapat semakin memperburuk citra pemerintah dan menciptakan ketegangan sosial yang lebih luas.
Di tengah tekanan dari berbagai pihak, masyarakat kini menunggu bagaimana perkembangan kasus ini. Akankah Robin Manurung mempertanggungjawabkan tindakannya atau justru memilih untuk tetap diam di tengah desakan publik?