Newsmedan.com – Petani kelapa di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, tengah menikmati berkah dari kenaikan harga kelapa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Lonjakan harga ini membawa dampak positif bagi kesejahteraan para petani yang selama ini mengandalkan hasil panen kelapa sebagai sumber utama pendapatan mereka.
Kepala Desa Sei Kepayang Tengah, Alim Butar-Butar, mengungkapkan bahwa kenaikan harga kelapa memberikan keuntungan signifikan bagi warga desanya. Pasalnya, mayoritas masyarakat di desa tersebut menggantungkan hidup dari perkebunan kelapa yang menjadi komoditas utama daerah tersebut.
“Dengan naiknya harga kelapa, pendapatan petani juga meningkat meskipun hasil panen tidak terlalu melimpah. Hal ini tentu sangat membantu kondisi ekonomi masyarakat di tengah berbagai tantangan yang ada,” ujar Alim dalam wawancara dengan PRO3 RRI pada Jumat, 21 Maret 2025.
Menurut Alim, sekitar 80 persen lahan di Desa Sei Kepayang Tengah merupakan kebun kelapa yang dikelola oleh masyarakat setempat. Dengan luasnya lahan produktif ini, kenaikan harga kelapa langsung berimbas pada meningkatnya kesejahteraan para petani.
Seorang petani kelapa di Asahan, Sutarman (52), mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir harga kelapa sempat anjlok, membuat banyak petani kesulitan mendapatkan keuntungan yang layak. Namun, dengan kenaikan harga saat ini, mereka bisa menikmati hasil yang lebih baik dari penjualan kelapa.
“Dulu harga kelapa bisa sangat murah, kadang tidak cukup untuk menutupi biaya perawatan kebun. Sekarang harganya naik, jadi kami bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik,” ujar Sutarman.
Faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga kelapa adalah peningkatan permintaan pasar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor seperti China, India, dan negara-negara di Timur Tengah mulai meningkatkan impor kelapa dari Indonesia karena kualitasnya yang baik.
Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu juga menyebabkan hasil panen kelapa berkurang di beberapa daerah. Akibatnya, pasokan kelapa di pasaran menjadi lebih sedikit, sehingga mendorong harga untuk naik lebih tinggi dari biasanya.
Peningkatan harga kelapa juga berdampak pada industri turunannya, seperti kopra, minyak kelapa, dan serabut kelapa. Banyak pelaku usaha yang kini lebih bersemangat untuk mengembangkan produk berbahan dasar kelapa karena harga jual yang lebih menguntungkan.
Namun, di balik kabar baik ini, para petani tetap menghadapi tantangan dalam menjaga produktivitas kebun kelapa mereka. Salah satunya adalah serangan hama dan penyakit tanaman yang bisa mengurangi hasil panen jika tidak ditangani dengan baik.
Selain itu, meskipun harga kelapa sedang tinggi, biaya operasional seperti pupuk, tenaga kerja, dan transportasi juga mengalami kenaikan. Hal ini membuat sebagian petani tetap harus berhitung dengan cermat agar keuntungan yang didapatkan bisa maksimal.
Para petani berharap pemerintah daerah terus memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, bantuan pupuk subsidi, serta peningkatan infrastruktur jalan agar distribusi hasil panen lebih efisien. Dengan dukungan ini, mereka bisa mempertahankan produktivitas kebun kelapa dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Menurut data dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Sumatera Utara, produksi kelapa di wilayah tersebut mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Oleh karena itu, adanya stabilisasi harga yang lebih baik diharapkan bisa memberikan jaminan kesejahteraan bagi para petani.
Ke depan, petani di Asahan berharap tren kenaikan harga kelapa dapat bertahan dalam jangka panjang. Dengan demikian, mereka bisa terus meningkatkan taraf hidup dan memperluas usaha mereka tanpa khawatir terhadap anjloknya harga di masa mendatang.
Kenaikan harga kelapa saat ini menjadi angin segar bagi perekonomian pedesaan, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan perkebunan. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka sektor kelapa di Sumatera Utara bisa menjadi salah satu penopang ekonomi yang lebih kuat di tingkat nasional maupun internasional.