
Newmwdan.com – Hertawan Lawolo (31) tengah menghadapi cobaan hidup yang begitu berat. Setelah kehilangan dua anaknya yang tewas akibat penikaman oleh tetangganya, kini ia dihadapkan pada persoalan baru yang tak kalah menyakitkan. Ia harus membayar tagihan rumah sakit untuk anaknya yang selamat dari kejadian tragis tersebut.
Duka mendalam masih menyelimuti hati Hertawan setelah kehilangan dua buah hatinya. Namun, di tengah kesedihan itu, ia justru mendapat tekanan dari pihak rumah sakit yang menagih biaya pengobatan anaknya yang masih dalam perawatan.
Kondisi ini semakin memperburuk suasana batin dan mentalnya. Kehilangan dua anak secara mengenaskan sudah menjadi pukulan berat, ditambah lagi dengan tanggung jawab keuangan yang tak mampu ia penuhi.
Pada Jumat (14/2/2025), Hertawan tak kuasa membendung air mata saat menghadiri reka ulang kasus pembunuhan anaknya di pelataran Gedung Satreskrim Polrestabes Medan. Tangisnya pecah saat menyaksikan bagaimana pelaku menghabisi anak-anaknya dengan keji.
Kasus tragis ini berawal dari konflik dengan tetangganya yang berujung pada pembunuhan sadis. Pelaku yang sudah dikenal di lingkungan sekitar tiba-tiba mengamuk dan menyerang anak-anak Hertawan dengan senjata tajam. Dua anaknya tewas di tempat, sementara satu lainnya berhasil diselamatkan dan kini masih menjalani perawatan intensif.
Hertawan tidak hanya kehilangan buah hatinya, tetapi juga menghadapi trauma mendalam. Setiap hari ia harus berjuang menghadapi kenyataan bahwa keluarganya hancur akibat kekerasan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Beban finansial semakin memperburuk kondisinya. Sebagai seorang ayah yang berduka, ia kini harus mencari cara untuk membayar biaya rumah sakit yang terus membengkak. Padahal, pekerjaannya sebagai buruh harian tidak memungkinkan dirinya untuk menanggung biaya yang begitu besar.
Masyarakat sekitar pun ikut prihatin dengan kondisi yang dialami Hertawan. Banyak yang mempertanyakan kebijakan rumah sakit yang tetap menagih biaya di tengah situasi yang sangat sulit bagi korban.
Sejumlah aktivis kemanusiaan di Medan mulai menyerukan aksi solidaritas untuk membantu Hertawan. Mereka berharap pemerintah daerah atau pihak terkait dapat turun tangan untuk meringankan bebannya.
“Ini bukan hanya persoalan biaya rumah sakit, tapi juga soal kemanusiaan. Seharusnya ada perhatian lebih dari pemerintah bagi korban kekerasan seperti ini,” ujar seorang aktivis sosial di Medan.
Sementara itu, pihak kepolisian memastikan bahwa proses hukum terhadap pelaku akan berjalan seadil-adilnya. Pelaku telah diamankan dan kini menghadapi tuntutan berat atas tindakan keji yang telah ia lakukan.
Namun, bagi Hertawan, hukuman bagi pelaku tidak bisa mengembalikan anak-anaknya yang telah tiada. Ia kini hanya berharap keadilan bisa ditegakkan, dan beban hidup yang ia pikul dapat sedikit diringankan.
Kondisi seperti ini menjadi pengingat bagi banyak pihak bahwa korban kejahatan sering kali tidak hanya mengalami kehilangan, tetapi juga menghadapi persoalan lain seperti trauma dan tekanan ekonomi.
Masyarakat berharap pemerintah setempat bisa memberikan bantuan hukum dan finansial bagi korban, serta memastikan bahwa keluarga yang mengalami tragedi seperti ini mendapatkan perlindungan yang layak.
Hertawan kini harus menjalani hari-hari penuh kepedihan. Ia tak hanya kehilangan anak-anaknya, tetapi juga menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Baginya, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar ia bisa bangkit dari tragedi ini.