
NEWMEDAN.COM – Sebuah sekolah ternama di Medan akhirnya angkat bicara setelah namanya dikaitkan dengan dugaan kasus penipuan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) yang melibatkan biaya hingga Rp 200 juta. Pihak sekolah dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam kasus tersebut dan menegaskan bahwa institusi mereka tidak pernah terlibat dalam praktik ilegal terkait penerimaan mahasiswa baru.
Klarifikasi ini muncul setelah beredar laporan bahwa seorang calon mahasiswa Fakultas Kedokteran USU mengaku telah membayar sejumlah uang kepada pihak yang mengaku bisa membantu proses masuk ke universitas tersebut. Dalam pengakuannya, korban menyebutkan bahwa ia mendapat informasi dari seorang oknum yang mengatasnamakan sekolahnya.
Kepala sekolah yang bersangkutan menyampaikan pernyataan resmi untuk menepis dugaan keterlibatan lembaganya. “Kami ingin menegaskan bahwa sekolah kami sama sekali tidak terlibat dalam praktik semacam itu. Kami selalu menanamkan nilai kejujuran kepada siswa kami dan tidak pernah mendukung jalur-jalur yang tidak sesuai dengan prosedur resmi dalam penerimaan mahasiswa,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa pihak sekolah telah melakukan investigasi internal guna memastikan bahwa tidak ada tenaga pendidik atau staf yang terlibat dalam dugaan kasus penipuan tersebut. “Hasil investigasi internal kami tidak menemukan adanya keterlibatan pihak sekolah. Jika memang ada individu yang mengaku dari sekolah kami, itu adalah tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Sementara itu, beberapa orang tua siswa yang anaknya sedang bersiap untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi juga mengaku resah dengan adanya kabar ini. Mereka khawatir akan maraknya praktik penipuan dengan modus serupa yang menyasar calon mahasiswa dan orang tua yang berharap anaknya dapat masuk ke fakultas bergengsi seperti Kedokteran USU.
“Saya sangat kaget ketika mendengar kabar ini. Kami sebagai orang tua tentu ingin anak kami masuk perguruan tinggi dengan cara yang benar. Namun, kalau memang ada yang menawarkan jalur khusus dengan bayaran ratusan juta, ini jelas mencurigakan,” ujar salah satu orang tua siswa.
Kasus ini juga mendapat perhatian dari pihak USU. Rektor USU, dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa tidak ada jalur khusus atau “pintu belakang” untuk masuk ke Fakultas Kedokteran atau program studi lainnya di universitas tersebut. “Kami selalu menegakkan prinsip transparansi dalam seleksi mahasiswa baru. Jika ada pihak yang mengaku bisa menjamin seseorang masuk dengan membayar sejumlah uang, itu adalah murni penipuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, USU meminta agar masyarakat lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan adanya tawaran mencurigakan terkait penerimaan mahasiswa baru. “Kami mendorong calon mahasiswa dan orang tua untuk selalu mengecek informasi langsung dari sumber resmi. Jangan percaya pada tawaran yang tidak masuk akal,” tambahnya.
Pihak kepolisian pun mulai melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Beberapa korban yang telah melaporkan kejadian ini sedang dimintai keterangan guna mengusut lebih lanjut siapa dalang di balik penipuan ini. Polisi juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan iming-iming masuk perguruan tinggi melalui jalur ilegal.
Menurut keterangan sementara dari korban, oknum pelaku mengaku memiliki koneksi dengan pihak universitas dan bisa mengatur jalur masuk bagi calon mahasiswa yang bersedia membayar sejumlah uang. Namun, setelah uang ditransfer, janji tersebut tidak pernah terwujud, dan pelaku tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Hingga saat ini, sekolah yang namanya terseret dalam kasus ini tetap berupaya menjaga reputasinya dengan memberikan edukasi kepada siswa dan orang tua mengenai bahaya praktik penipuan seperti ini. Mereka juga telah berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk membantu mengungkap dalang di balik kasus ini.
Masyarakat diminta untuk tidak langsung mempercayai berita yang belum terbukti kebenarannya dan tetap tenang menghadapi situasi ini. “Kami juga meminta masyarakat untuk tidak langsung menyalahkan institusi pendidikan tanpa bukti yang jelas. Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam menyelesaikan kasus ini,” tutur kepala sekolah tersebut.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan, terutama yang berkaitan dengan pendidikan. Jalan pintas untuk masuk ke universitas favorit sering kali berujung pada penipuan, dan satu-satunya cara yang benar untuk diterima di perguruan tinggi adalah melalui jalur seleksi resmi yang telah ditetapkan.
Pihak sekolah berharap kasus ini segera menemui titik terang dan pelaku dapat ditindak secara hukum. Mereka juga berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam memilah informasi agar tidak mudah tertipu oleh modus penipuan serupa di masa mendatang.